Hubungan Ekologi dan Ilmu Lainnya



Hubungan Ekologi dan Ilmu Lainnya
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah
“Matematika dan ilmu alamiah dasar(softskill)”
Dosen Pengampu:
Sidik Lestiyono



Disusun Oleh:

Andi Anisa Soraya Darmawangsa               10513862

Kelas   1PA08

Fakultas Psikologi







KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Matematika & Ilmu Alamiah Dasar” yang diberikan oleh dosen pengampu.
Ucapan terima kasih saya sampaikan untuk keluarga saya dan rekan-rekan sekalian yang telah memberikan dorongan kepada saya, sehingga makalah Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Lainnya ini dapat saya selesaikan.
            Meskipun demikian saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini.
            Demikian sepatah kata dari saya, semoga makalah ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.


                                                                                                            Depok,May 2014
                                                                                                                       

       Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungan dan lainnya, ekologi juga merupakan ilmu yang mempertanyakan dan menyelidik. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru dan ekologi memperhatikan secara luas tingkat – tingkat sistem dan tingkat – tingkat organism yang ada di dunia.
Ekologi merupakan cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi. Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistein, hingga biosfer. Studi-studi ekologi dikelompokkan ke dalam autekologi dan sinekologi.
Ekologi berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Semua ilmu pengetahuan pasti berhubungan dengan ekologi salah satunya adalah ilmu psikologi, hal itu dibuktikan dengan adanya teori ekologi Bronfenbenner dan juga psikologi lingkungan

2.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Ekologi?
2.      Apa kaitan Ekologi dan Ilmu lainnya?
3.      Bagaimana hubungan antara Ekologi dan Psikologi?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Ekologi.
2. Mengetahui keterkaitan Ekologi dan beberapa ilmu lain.
3. Mengetahui hubungan Ekologi dan Psikologi yang dibuktikan dengan adanya teori ekologi Bronfenbenner dan Psikologi Lingkungan


BAB II
PEMBAHASAN


1.     Pengertian Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungan dan lainnya. Ekologi berasal dari kata Yunani oikos yaitu habitat dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (18341914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, Ekologi muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologi. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi.
Ekologi memperhatikan secara luas tingkat – tingkat sistem dan tingkat – tingkat organisme. Didalam ekologi populasi dinyatakan sebagai golongan-golongan, individu – individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi – populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagi sistem ekologi atau ekosistem.
Kemajuan teknologi sekarang memungkinkan penelitiaan ekologi secara kuantitatif dari ekosistem yang besar dan kompleks. Dengan model matematika serta pengolahan secara komputer maka akan dapat diketahui apa yang akan terjadi bila suatu parameter dalam suatu model diubah dan menimbulkan bidang baru yang dikenal sebagai ekologi stetistik dan ekologi system (model – model ekosistem). Kalau direnungkan kemajuan teknologi dapat dikatakan merupakan pedang bermata dua yang dapat digunakan untuk menghancurkannya. Oleh karena itu agar teknologi yang ditemukan manusia itu, bermanfaat untuk kesejahteraan manusia,  maka manusia sebagai insan pemakainya harus mempertimbangkan prinsip – prinsip ekologi.
1.1.                     Terdapat dua asas dalam Ekologi :
  1. Dimanapun suatu organisme tidak akan dapat hidup mandiri, untuk kelangsungan hidupnya organisme memerlukan organisme lain atau lingkungannya
  2. Lingkungan di perlukan organisme untuk makan, perlindungan dll. Ahli ekologi mempelajari organisasi kehidupan dalam tiga tingkatan:
    1. Populasi adalah sekelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama yang hidup di suatu wilayah yang sama (waktu yang sama pula).
    2. Komunitas adalah kumpulan populasi yang hidup secara bersama dalam suatu lingkungan.
    3. Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan
1.2   .Arah Ekologi:
Pada dasarnya ekologi adalah ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatu. Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan menyelidik. Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut:
1)     Bagaimana alam bekerja.
2)     Bagaimana suatu spesies beradaptasi dalam habitatnya.
3)     Apa yang mereka perlakukan dari habitatnya untuk dapat melangsungkan kehidupan.
4)     Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara dan energy.
5)     Bagaimana mereke aberinteraksi dengan spesies lainnya.
6)     Bagaimana individu-individu dalam spesies lainnya.
7)     Bagaimana keindahan ekosistem tercipta.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut :
1.      Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
2.      Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.
3.      Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.
1.3      Pembagian Ekologi :
Ekologi dapat dibagi menjadi autekologi dan sinekologi
  1. Auteknologi adalah ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya.
  2. Sinekologi adalah ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu.
Bila studi dilakukan untuk mengetahui hubungan jenis serangga dengan lingkungannya, kajian ini bersifat autekologi. Apabila studi dilakukan untuk mengetahui karakteristik lingkungan dimana serangga itu hidup maka pendekatannya bersifat sinekologi.
1.4      Ruang Lingkup Ekologi
a)    Istilah ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan logos. Istilah ini mula-mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Tetapi jauh sebelurmya, studi dalam bidang-bidang yang sekarang termasuk dalam ruang lingkup ekologi telah dilakukan oleh para pakar.
b)     Ekologi merupakan cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi. Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistein, hingga biosfer. Studi-studi ekologi dikelompokkan ke dalam autekologi dan sinekologi.
c)     Ekologi berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan ekologi tak lepas dari perkembangan ilmu yang lain. Misalnya, berkembangnya ilmu komputer sangat membantu perkembangan ekologi. Penggunaan model-model matematika dalam ekologi misalnya, tidak lepas dari perkembangan matematika dan ilmu komputer.
1.6 Hubungan Ekologi dengan ilmu lainnya :
  1. Ilmu fisika : membahas perubahan suhu, daya serap tanah karena pengaruh sinar matahari, proses dan pengaruh hujan terhadap kehidupan.
  2. Ilmu Bumi dan Antariksa juga berperan karena ekologi berkaitan dengan berbagai proses yang dipengaruhi peristiwa-peristiwa siang dan malam, musim kemarau dan musim hujan, gravitasi, endapan aluvial, vulkanik, erosi dan lain-lain.
  3. Ilmu Kimia berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti dalam unsur-unsur C, N, COyang  merupakan bagian penting dalam beberapa reaksi kimia.
  4. Ilmu ekonomi. Ekonomi juga berasal dari kata “oikos” dan “nomics” yang berarti manajemen. Jadi ekonomi adalah manajemen tempat hidup atau manajemen lingkungan. Sebagai sumber energy bagi ekologi adalah sinar matahari, Sedangkan sumber “energy” bagi ekonomi adalah uang. Sebenarnya ekonomi dengan ekologi mempunyai hubungan yang sesuai akan tetapi banyak orang menganggap bahwa ekonomi dengan ekologi merupakan dua hal yang bertentangan. Oleh karena itu, ahli ekonomi perlu mempelajari ekologi, sehingga didalam mendapatkan keuntungan maksimal juga memperoleh kualitas lingkunagn yang maksimum.
  5. Ilmu Sosial Budaya. Ilmu sosial budaya sangat penting bila komponen manusia dimasukkan dalam cakupan ekosistem, atau bila kita mempelajari peran ekosistem dalam kehidupan manusia. Lingkungan sosial budaya dan ekonomi sangatlah penting bagi kesinambungan pembangunan berkelanjutan. Sebab pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup di dalam kondisi sosial-budaya dan ekonomi tertentu. Dalam pembangunan faktor ekonomi mendapat perhatian yang seperlunya, karena semua orang sadar bahwa pembangunan tak akan dapat berkelanjutan, apabila ekonomi tidak mendukungnya. Akan tetapi faktor sosial-budaya sering diabaikan. Namun sejarah menunjukkan, faktor sosial-budaya telah menyebabkan tak berkelanjutannya pembangunan dibanyak negara. Misalnya, pembangunan oleh Shah Iran tidak berkelanjutan, karena faktor sosial budaya tidak dapat mendukungnya.
6.       Antropologi. Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak metode buat mempelajari satu hal yang yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.
Jadi semua ilmu yang kita pelajari sangat berkaitan erat dengan ilmu ekologi. Ilmu ekologi dan ilmu lainnya sangat mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisah satu dengan lainnya karena mereka dapat melengkapi satu dengan lainnya supaya terciptanya keselarasan dan keseimbangan diantara ilmu – ilmu tesebut.








2.     EKOLOGI DAN PSIKOLOGI

2.1           Pengertian Psikologi Lingkungan
Berikut beberapa definisi menurut para ahli :
  • Heimstra dan Mc Farling (Prawitasari,1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah disiplin ilmu yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik.
  • Proshansky, Ittleson, dan Rivlin (Prawitasari, 1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah apa yang dilakukan oleh psikolog terhadap lingkungan.
  • Gifford (1987) mendefinisikan psikologi lingkungan adalah studi dari transaksi diantara individu dengan lingkungan fisiknya.
  • Vietch dan Arkkelin (1995) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan yang memfokuskan interelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia bedasarkan pengaruh lingkungannya, baik lingkungan sosial, dan lingkungan alam.
2.1.1    Ruang Lingkup Psikologi Lingkungan
Psikologi lingkungan banyak mempunyai ruang lingkup diantaranya design, organisasi, pemaknaan lingkuangan seperti alamiah, buatan, sosial, dan hasil modifikasi, selain itu psikologi lingkungan juga mempelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat. Namun menurut Hardjowirogo, seorang antropolog, menyatakan tidak ada jaminan akan keefektifan mawas diri. Contoh zaman sekarang banyak orang tinggal dilingkungan yang baik namun perilakunya tidak mencerminkan hal tesebut. Sehingga sekarang ini fungsi dari mawas diri hanya jadi pengucapan belaka.
2.2           Teori Ekologi Brofenbenner
Teori sistem ekologi Bronfenbenner berfokus utama pada konteks sosial tempat anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak. Teori ini terdiri dari lima sistem lingkungan yang merentang dari interaksi  interpersonal sampai ke  pengaruh kultur yang lebih luas. Kelima sistem tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem  dan kronosistem. (Helmi, 1999)
Ø  Mikrosistem adalah setting tempat individu banyak menghabiskan waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Dalam mikrosistem inilah individu berinteraksi dengan agen sosial secara langsung (keluarga, teman sebaya, guru).
Menurut Bronfenbenner, dalam setting ini individu bukanlah penerima pengalaman yang pasif, tetapi sebagai individu yang berinteraksi secara timbal balik dengan orang lain. Bronfrenbrenner menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian tentang dampak-dampak sosiokultural berfokus pada mikrosistem. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Ø  Mesosistem adalah hubungan antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa konteks. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Dalam studi terhadap seribu anak kelas delapan (3 SMP), diteliti dampak gabungan dari pengalaman di keluarga dan di sekolah terhadap sikap dan prestasi siswa saat siswa melewati masa transisi dari tahun terakhir SMP ke awal SMA (Epstein,1983 dalam Santrock, 2008). Siswa yang diberi kesempatan lebih banyak untuk berkomunikasi dan mengambil keputusan (baik di rumah maupun di kelas) menunjukkan inisiatif dan nilai akademik yang baik. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Ø  Eksosistem, dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain, ketika individu tidak memiliki peran yang aktif mempengaruhi hal yang individu alami dalam konteks yang dekat. Atau sederhananya menurut eksosistem melibatkan pengalaman individu yang tak memiliki peran aktif di dalamnya. Misalnya, pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya. Seorang ibu dapat menerima promosi yang menuntutnya melakukan lebih banyak pekerjaan, yang dapat meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola interaksi orang tua-anak. (Santrock, Life-Span Development, 2002) 
Contoh lain eksosistem adalah pemerintah kota yang bertanggung jawab bagi kualitas taman, pusat rekreasi dan fasilitas perpustakaan bagi anak-anak dan remaja. Keputusan mereka bisa membantu bisa menghambat atau membantu  perkembangan individu secara tidak langsung. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Ø  Makrosistem adalah kultur yang lebih luas.  Kultur merupakan istilah yang luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas tempat siswa dan guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Misalnya, beberapa kultur (seperti Mesir dan Iran sebagai negara Islam), menekankan pada peran gender yang tradisioanal. Kultur lain (seperti di Amerika Serikat) menerima peran gender yang lebih bervariasi. Di kebanyakan negara Islam sistem pendidikannya mengutamakan dominasi pria. Di Amerika, sekolah-sekolah semakin mendukung nilai kesetaraan antara pria dan wanita. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Satu dari aspek atatus sosioekonomi murid adalah faktor perkembangan dalam kemiskinan. Kemiskinan dapat memengaruhi perkembangan anak dan merusak kemampuan mereka untuk belajar, meskipun beberapa anak di lingkungan miskin sangat rajin. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Ø  Kronosistem, meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris dari perkembangan individu. Misalnya, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, para peneliti menemukan bahwa dampak negatif sering memuncak pada tahun pertama setelah percaraian dan bahwa dampaknya lebih negatif bagi anak laki-laki daripada anak perempuan (Hetherington, 1989 dalam Santrock, 2008). Dua tahun setelah perceraian, interaksi dalam keluarga tidak begitu kacau dan lebih stabil. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Bronfenbrenner semakin banyak memberi perhatian kepada kronosistem sebagai sistem lingkungan yang penting. Dia memperhatikan dua problem penting, yaitu banyaknya anak Amerika yang hidup dalam kemiskinan (terutama dalam keluarga single-parent) dan penurunan nilai-nilai. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Bronfenbenner juga berpendapat bahwa anak-anak sekarang adalah generasi pertama yang mendapatkan perhatian setiap hari, generasi pertama yang tumbuh dalam lingkungan elektronik yang dipenuhi oleh komputer dan bentuk media baru, generasi pertama yang tumbuh dalam revolusi seksual, dan generasi pertama yang tumbuh di dalam kota yang semraut dan tak terpusat, yang tidak lagi jelas batas antara kota, pedesaan atau subkota. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)

2.2.2 Evaluasi Teori Bronfenbenner

Teori Bronfenbenner telah mendapat banyak popularitas. Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk mengkaji konteks sosial secara sistematis, baik di tingkat mikro maupun makro. Teori ini juga menjembatani  kesenjangan antara teori behavioral yang berfokus pada setting kecil dan teori antropologi yang menganalisis setting yang lebih luas. Teorinya memicu perhatian orang pada arti penting kehidupan anak dari berbagai setting. Misalkan guru seharusnya tidak hanya mempertimbangkan hal yang terjadi di dalam kelas, tetapi juga mempertimbangkan apa yang terjadi dalam keluarga, lingkungan, dan teman sebaya siswanya. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008).
Para pengkritik teori Bronfenbenner mengatakan bahwa teorinya tidak banyak memberi perhatian kepada faktor biologis dan kognitif dalam perkembangan anak. Mereka juga menunjukkan bahwa teori tersebut tidak membahas perubahan perkembangan bertahap yang menjadi fokus pada teori-teori seperti teori Piaget dan Erikson. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
DAFTAR PUSTAKA

Newer Posts Older Posts Home

Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.
Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers


Recent Comments