Sejarah Kesehatan Mental, Konsep Kesehatan Mental, dan Model Kesehatan Barat dan Timur





Gangguan atau penyakit mental adalah gangguan atau penyakit yang menghalangi seseorang hidup sehat seperti yang diinginkan baik oleh diri individu itu sendiri maupun oleh orang lain.
Jika kita memperhatikan orang-orang dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang terlihat gembira, senang, bahagia, serta ada yang terlihat sedih , kecewa, gelisah dan depresi.
            Simtom-simtom yang berbeda-beda itulah menyebabkan para psikolog berusaha menyelidiki apakah yang menyebabkan tingkah laku yang berbeda-beda walaupun orang-orasng berada dalam kondisi yang sama. Usaha ini merupakan wewenang dari salah satu cabang termuda psikologi, yaitu ilmu kesehatan mental atau psikologi kesehatan mental.
            Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau jiwa. Ilmu kesehatan mental memiliki objek khusus untuk diteliti dan objek tersebut adalah manusia. Manusia dalam ilmu ini diteliti dari titik tolak keadaan atau kondisi mentalnya.


Sejarah singkat perkembangan kesehatan mental


 


Penyakit mental sama usianya dengan manusia. Meskipun secara mental belum maju, homo sapien mengalami gangguan mental pula. Mereka dan keturunan mereka sangat takut pada predator. Mereka mengalami kecelakaan dan demam yang merusak mental mereka, dan mereka juga merusak mental orang lain dalam perkelahian-perkelahian. Sejak saat itu mereka berusaha menjelaskan penyakit mental serta memulihkannya. Pada awalnya penjelasannya sederhana, ia menghubungkan kekalutan mental dengan gejala alam, pengaruh buruk orang lain atau roh jahat.
            Sejarah yang tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara-cara menguranginya atau menghilangkannya. Pada umumnya hal tersebut mencerminkan tingkat keyakinan serta kebiasaan masyarakat zaman itu. Ada beberapa hal yang menyebabkan perkembangan kesehatan sangat lama;
1.      Sifat dari masalah-masalah yang disebabkan oleh tingkah laku abnormal membuatnya menjadi hal tersendiri karena perasaan takut, malu, dan bersalah dalam keluarga dan masyarakat dari para pasien.
2.      Perkembangan semua ilmu pengetahuan begitu lambat dan sporadic, dan banyak kemajuan sangat penting yang telah dicapai mendapat perlawanan yang sangat keras. 


    Zaman Prasejarah 

             Manusia purba sering mengalami gangguan mental ataupun fisik, tetapi mereka berusaha mengatasi penyakit tersebut. Bagi mereka baik penyakit fisik ataupun mental disebabkan oleh hal yang sama, yakni roh-roh jahat, halilintar, atau mantera-mantera musuh. Jadi, untuk penyakit baik mental maupun fisik digunakan perawatan-perawatan, seperti menggosok, menjilat, mengisap, memotong dan membalut. Atau menggunakan salep, mantera, obat keras dan sihir.
            Pasien yang mengalami penyakit mental tetap diperlakukan secara manusiawi. Mereka tidak dibuang atau dikurung dalam gua-gua. Seperti selalu terjadi dalam masyarakat, jika ada suatu kebutuhan, maka ada yang mengisinya. Dengan demikian munculah dukun-dukun. Sering kali dukun-dukun ini merupakan para cendekawan yang lebih baik dari kelompok, mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan sesame dan mendapat kepuasan dalam melayani sesame mereka. Walau pada umumnya pasien yang mengalami penyakit baik fisik ataupun mental diperlakukan dengan penuh belas kasihan, jika mereka ternyata merugikan kelompok, para pemimpin dan dukun akan benar-benar menyingkirkan mereka.
Tahap Demonologi
                Nenek moyang kita di zaman prasejarah percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan adanya pengaruh dan serangan dari roh-roh jahat.  Menggunakan teknik yang disebut trephination yaitu menciptakan sebuah jalur melalui tengkorak sebagai jalan keluar bagi roh jahat tersebut.
Demonologi merupakan suatu doktrin yang menyebutkan bahwa perilaku abnormal seseorang disebabkan oleh pengaruh roh jahat atau kekuatan setan
                Gangguan mental pada Roma dan Yunani kuno
                Pendekatan yang rasional dan manusiawi terhadap penyakit mental muncul pada zaman ini, sebagian besar disebabkan oleh penemuan beberapa orang terkemuka di Yunani. Terdapat dua dokter yang sangat hebat di Yunani yaitu Aesculapius dan Hippokrates.
1.      Pytagoras (500 SM): orang pertama yang memberikan penjelasan alamiah terhadap penyakit mental
2.       Hippokrates (460-377 SM): Bapak Kedokteran; penemu ilmu medis modern) memisahkan ilmu medis dari agama, magic dan takhyul.    Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya otak dalam mempengaruhi pikiran, perilaku dan emosi manusia.Ia merupakan pelopor somatogenesissuatu ide yang menyebutkan bahwa kondisi soma (tubuh) mempengaruhi pikiran dan perilaku individu.
3.      Plato (429-347 SM): gangguan mental sebagian merupakan gangguan moral, fisik, dan gangguan dari dewa-dewa. Ia mengenalkan konsep penjahat sebagai orang yang mengalami gangguan mental. Plato juga menunjukkan pentingnya pengaruh budaya sebagai faktor dalam berpikir dan bertindak

   Selain Hippocrates, ada juga dokter dari Yunani yang menetap di Roma yang mencoba memberikan penjelasan naturalistik tentang gangguan psikotik. Mereka adalah Asclepiades, Aretacus dan Galenus. Mereka mendukung perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi para penderita gangguan mental.
                Zaman kegelapan
Dengan berakhirnya zaman Yunani-Romawi, banyak takhayul kuno dan ilmu tentang setan (demonologi) dihidupkan kembali dan pemikiran teologis pada waktu itu kurang berusaha untuk mematahkan pendekatan yang bersifat spiritis terhadap masalah penyakit mental. Exorcisme dianggap penting.
Dokter-dokter pada zaman itu disuruh menggunakan jimat; Alexander dari Traless (525-605 M) yang menekankan pentingnya faktor-faktor konstitusional dan menghubungkannya dengan tipe-tipe khusus kekalutan mental
Pada Zaman Pertengahan dan Renaissance (400 – 1500 M), kalangan gereja dan Kristen meluaskan pengaruhnya..  Rennaisance bermula di Italia pada tahun 1400-an dan menyebar secara berangsur-angsur ke seluruh Eropa. Pada tahun 1484, Pope (Paus) Innocent VIII meminta kepada para pendeta di Eropa untuk mencari para tukang sihir dan mengumumkan hukuman mati bagi penyihir. Selama dua abad berikutnya, lebih dari 100.000 orang yang dituduh sebagai tukang sihir telah dibunuh.
            Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai dilakukan pemisahan dengan serius antara penderita gangguan mental dari kehidupan sosialnya. Disana dibangun suatu tempat penampungan yang disebut Asylums.
Tahun 1547, Henry VIII membangun London’s Hospital of St. Mary of Bethlehem (kemudian terkenal dengan nama Bedlam – kata yang umum digunakan pada saat itu untuk menyebut rumah sakit), sebagai rumah sakit pasien gangguan mental. Kemudian Bedlam berkembang menjadi hiburan masyarakat untuk mencela dan menonton tingkah laku orang sakit jiwa tersebut.
Di negeri Arab, ilmu kedokteran dan ilmu pengetahuan lainnya tumbuh bersama dengan lahir dan berkembangnya agama islam. Karena mereka memperhatikan banyak penyakit, mereka banyak mendirikan rumah sakit. Para pasien gangguan mental dirawat disana atau di rumah sakit khusus yang didirikan di Fez, Maroko pada awal tahun 700-an. Sebuah rumah sakit mental yang luar biasa dilaporkan telah didirikan di Damaskus selama abad ke-12.
Zaman Renaisans
Meskipun para pasien sakit mental tenggelam dalam tahayul dan lingkungan yang tidak berprikemanusiaan, di negara-negara tertentu mulai muncul pencerahan.
Paracelsus (Theophrastus von Hohenheim, 1493-1541) di Switzerland, menolak demonology dan mengakui penyebab-penyebab psikologis penyakit mental, dan mengajukan suatu teori tentang “magnestisme tubuh”.
Heinrich Cornelius Agrippa (1486-1535) di Jerman, berjuang melawan kemunafikan dan pelaksanaan yang menimbulkan korban dari Inqusisi.
Johann Weyer (1515-1585), di Jerman, adalah seorang dokter yang belajar pada Agrippa. Ia mengemukakan bahwa yang disebut tukang sihir adalah orang-orang yang menderita penyakit mental atau dapat dituduh sebagai orang yang memiliki pengetahuan magis yang jahat.
Vinsensius de Paul (1581-1660) di Perancis, menganjurkan suatu pendekatan yang lebih manusiawi terhadap para pasien sakit mental. Menurutnya, penyakit mental tidak berbeda dengan penyakit fisik.
Abad XVII-Abad XX
Kecenderungan umum pertama terhadap perawatan khusus bagi para paien sakit mental mungkin sekali muncul setelah pembaruan-pembaruan sosial,politik, dan ilmu pengetahuan yang menjadi ciri dari pertengahan abad ke-18.
Pada awal abad ke-18, perhatian dipusatkan pada klasifikasi dan system, suatu hal yang mungkin sama dengan analisis system. Kemajuan-kemajuan dalam ilmu kedokteran fisik dicapai dengan identifikasi, penyelidikan, dan suaha untuk secara rasional mengobati banyak penyakit yang sampai saat itu dilihat sebagai sesuatu yang misterius dan magis: difteri, neuralgia(kejang saraf), typhus, typhoid dan lain-lain.
Edward Jenner membuktikan bahwa penyuntikkan dengan cacar lembu dapat mencegah cacar air, Withering menemukan bahwa pengobatan berbau takhayul, berguna bagi pasien jantung; dan kemajuan besar dicapai dalam bidang pembedahan.
Di Inggris, Italia dan Prancis perjuangan-perjuangan dilancarkan melawan pemasungan dan pemenjaraan para pasien sakit mental, Chiarugi memimpin perjuangan di Italia, Daniel Tuke di Inggris, dan Philippe Pinel di Prancis.
*       Phillipe Pinel (1745-1826) memulai karyanya pada pengobatan psikiatri pada permulaan abad ke-19 segera setelah revolusi. Ia mempelopori perlakuan dan pemahaman manusiawi terhadap orang-orang yang mengalami kekalutan mental. Perhatian dan dedikasinya membuat dia dikenal sebagai “Pembebas Orang Gila”
*       William Tuke (1732-1822) mendirikan “York Retreat” pada waktu Pinel mereorganisasikan rumah sakit mental di Prancis.
*       Anton Muller (1755-1827), di Jerman, bekerja disebuah rumah sakit mental menyarankan agar perawatan yang manusiawi terhadap orang-orang gila dan menentgang kekangan-kekangan yang sangat kejam terhadap para pasien sakit mental.
*       Vicenzo Chiarugi (1759-1820), di Italia, menerbitkan buku yang berjudul Hundred Observations mengenai para pasien sakit mental dan menuntut perawatan yang manusiawi bagi orang-orang yang sakit jiwa
*       Benjamin Rush (1745-1813), di Amerika Serikat, mempelopori perawatan yang lebih berprikemanusiaan terhadap orang yang sakit mental, ia dikenal sebagai “Bapak Psikiatri Amerika”
Kemudian, pada pertengahan abad ke-19 dimana tukang sihir dibakar di Amerika, seperti di Eropa, muncullah revolusi pertama untuk menangani secara manusiawi dan memperbaiki lembaga-lembaga penyakit mental yang dimulai oleh seorang guru wanita dari Massachuttes, Dorothea Lynde Dix (1802-1887). Ia mengajukan “Surat Peringatan”, kepada Kongres Amerika Serikat pada tahun 1848 yang dengan demikian menggerakkan hati rakyat dan pembuat undang-undang negara untuk menyadari perlakuan yang tidak manusiawi terhadap para pasien sakit mental.
Pada tahun 1846 Utica State Lunatic Asylum dibentuk Association of Superintendents of American Institution for the Insane, namanya pada tahun 1880-an berubah menjadi American Medico-Psychological Association kemudian menjadi American Psychiatric Association. Lembaga ini berhasil mengeluarkan penerbitan ilmiah dan professional, yang mula-mula disebut American Journal of Insanity dan penerbitannya berlangsung terus-menerus selama lebih dari seratus tahun.
Clifford Wittingham Beers (1876-1943) memperkasai gerakan ilmu kesehatan mental. Perhatiannya yang dalam terhadap masalah tersebut merupakan perkembangan dari pengalaman-pengalamannya sendiri sebagai pasien mental selama 3 tahun.
Pada awal masa pengurungannya, ia memutuskan untuk mempelajari sebanyak-banyaknya cara kejam yang dilakukan pegawai rumah sakit terhadap pasien-pasien mental dengan tujuan supaya mendapat perhatian dari masyarakat dikemudian haru. Beers mengusahakan perubahan dalam pengelolaan rumah sakit dengan membeberkan perlakuan yang sewenang-wenang terhadap pasien yang mengalami gangguan mental.
Beers keluar dari rumah sakit pada tahun 1903 dengan semangat ingin melindungi pasien yang mengalami gangguan mental. Pada tanggal 6 Mei 1908, Beers bersama 13 orang lainnya mendirikan Connecticut Society for Mental Hygiene. Beers kemudian memperluas asosiasi tersebut  dan pada bulan Februari 1909 dibentuk National Committee for Mental Hygine, tujuannya adalah:
1.      Memperbaiki sikap masyarakat terhadap penyakit mental dan penderita sakit mental.
2.      Memperbaiki pelayanan terhadap penderita sakit mental
3.      Bekerja untuk pencegahan penyakit mental dan mempromosikan kesehatan mental.
Pada tahun 1919 dibentuk International Committee for Mental Hygiene dengan markas besarnya di Amerika Serikat.
Periode 1920-1930 di Eropa terjadi perubahan treatment thd pasien gangguan Mental. Karena pengaruh teori Freud.
   Perubahannya yaitu:
·         Treatment di RS kurang diminati, diganti dengan di luar RS
·         Treatment dilakukan tidak memerlukan sertifikasi
·         Treatment dilakukan di rumah pasien

Pada tahun 1920-an Komite Nasional Untuk Kesehatan Mental menghasilkan satu set model undang-undang komitmen yang dimasukkan ke dalam aturan pada beberapa negara bagian
Pada tahun 1948 dibentuklah Federasi Dunia Kesehatan Mental, ini dilakukan dalam Kongres International III yang berlangsung di London.
Konsep Mental



Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa kita sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.
       Kata sehat merupakan Indonesianisasi dari bahasa Arab “ash-shihhah” yang berarti sembuh, sehat, selamat dari cela, nyata, benar, dan sesuai dengan kenyataan. Kata sehat dapat diartikan pula:
1.      dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit), waras
2.      mendatangkan kebaikan pada badan,
3.      sembuh dari sakit
Dalam bahasa Arab terdapat sinonim dari kata ash-shihhah yaitu al-‘afiah yang berarti ash-shihhah at-tammah (sehat yang sempurna ). Kedua kata ash-shihah dan al-afiah  sering digabung digabung menjadi satu yaitu ash-shihhah wa al’afiah, yang apabila diIndonesiakan menjadi ‘sehat wal afiat’ dan  artinya sehat secara sempurna.
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis. konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.
   Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini merupakan suatau keadaan ideal, dari sisi biologis, psiologis, dan sosial sehingga seseorang dapat melakukan aktifitas secara optimal. Definisi sehat yang dikemukakan oleh WHO mengandung 3 karakteristik yaitu :
1.       Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2.       Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.
3.       Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian, dan bukan merupakan suatu keadaan tetapi merupakan proses dan yang dimaksud dengan proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa batasan sehat menurut WHO meliputi fisik, mental, dan sosial
Sedangkan batasan sehat menurut Undang-undang Kesehatan meliputi fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi. Sehat fisik  yang dimaksud disini adalah tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sehat mental (jiwa), mencakup:
Ø  Sehat Pikiran tercermin dari cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir secara logis (masuk akal) atau berpikir runtut
Ø  Sehat Spiritual tercerimin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat dari praktek keagamaan dan kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.
Ø   Sehat Emosional tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya atau pengendalian diri yang baik.
Ø  Sehat Sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik.
Ø  Sehat dari aspek ekonomi yaitu mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Untuk anak dan remaja ataupun bagi yang sudah tidak bekerja maka sehat dari aspek ekonomi adalah bagaimana kemampuan seseorang untuk berlaku produktif secara sosial.
Model kesehatan barat timur
Barat
Timur

  1. Model Biomedis (Fruend, 1991)
     Dipengaruhi oleh filosofi Yunani (Plato&Aristoteles). Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ditambah dengan perkemb biologi, penyakit dan kesehatan semata-mata dihubungkan dgn tubuh saja. Semboyan:Men Sana In Corpore Sano”. 5 asumsi: (Freund, 1991):
ü  Tdp perbedaan nyata antara tubuh dan jiwa shg penyakit diyakini berada pada satu bagian tubuh tertentu.
ü  Penyakit dapat direduksi pada gangg fungsi tubuh.
ü  Penyakit disebabkan oleh suatu penyebab khusus yang secara potensial dpt diidentifikasi.
ü  Tubuh seperti sebuah mesin.
ü  Tubuh adalah objek yang perludiatur dan dikontrol.


   Bersifat lebih holistik (Joesoef, 1990).
1. Holistik sempit
     Organisme manusia dilihat sbg suatu sistem kehidupan yang semua komponennya saling terkait dan saling tergantung.


  1. Model Psikiatris (Helman, 1990)
     Penggunaan berbagai model untuk menjelaskan penyebab gangg mental.
o   Model organik: menekankan pada perubahan fisik dan biokimia di otak.
o   Model psikodinamik: berfokus pada faktor perkembangan dan pengalaman.
o    Model behavioral: psikosis terjadi karena kemungkinan2 lingkungan.
o   Model sosial: menekankan gangg dalam konteks performansnya.

2. Holistik luas
     Sistem tersebut merupakan suatu bagian integral dari sistem2 yang lebih luas, dimana orginasme individual berinteraksi terus menerus dengan lingkungan fisik dan sosialnya, yaitu tetap terpengaruh oleh lingkungan tapi jg bisa m’ngaruhi dan mengubah lingkungan.

  1. Model Psikosomatis (Tamm, 1993)
     Muncul karena ketidakpuasan dengan model biomedis.Dipelopori oleh Helen Flanders Dunbar (1930-an)
     Tidak ada penyakit fisik tanpa disebabkan oleh anteseden emosional dan sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom somatik.
     Penyakit berkembang melalui saling terkait secara b’kesinambungan antara faktor fisik dan mental yang saling memperkuat satu sama lain melalui jaringan yang kompleks.



 




SUMBER REFERENSI





 


posted under | 1 Comments
Newer Posts Older Posts Home

Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.
Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers


Recent Comments