IBD 2.B: Manusia dan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup,
mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala
keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada
disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia
terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka
dengan lingkungan.
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya kelakuan. Dalam definisi ini, kebudayaan dilhat sebagai "mekanisme kontrol" bagi kelakuan dan tindakan-tindakan manusia (Geertz, 1973a), atau sebagai "pola-pola bagi kelakuan manusia" (Keesing & Keesing, 1971). Dengan demikian kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi, yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan secara kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya (Spradley, 1972).
Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang
diyakini akan kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti serta
menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia serta menjadi sumber bagi
sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang berharga atau
tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi
karena kebudayaan itu diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang sumber dari
nilai-nilai moral tersebut adalah pada pandangan hidup dan pada etos atau
sistem etika yang dipunyai oleh setiap manusia (Geertz, 1973b). Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya kelakuan. Dalam definisi ini, kebudayaan dilhat sebagai "mekanisme kontrol" bagi kelakuan dan tindakan-tindakan manusia (Geertz, 1973a), atau sebagai "pola-pola bagi kelakuan manusia" (Keesing & Keesing, 1971). Dengan demikian kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi, yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan secara kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya (Spradley, 1972).
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda,
Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
a.kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
b.Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
2.Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3.Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Tokoh-tokoh kebudayaan:
Tokoh-tokoh sastra, seperti: W.S Rendra, Sutan Takdir Alisjahbana, H.B. Jassin, Taufik Ismail, Pramoedya Ananta Toer, Goenawan Mohammad, Kuntowijoyo sampai Radhar Panca Dahana
Tokoh politik Indonesia, seperti: Adnan Buyung Nasution, Akbar Tandjung, Amien Rais, Susilo Bambang Yudohyono
Tokoh ekonomi, seperti: Boediono,Revrisond Baswir, Widjojo Nitisastro
7 unsur kebudayaan universal:
C. Kluckhohn membuat karya yg berjudul Universal Catagories of Culture , dalam bukunya itu dia menjelaskan 7 unsur kebudayaan dan di beri nama Culture Universals. Yang berisikan sebagai berikut :
1.Sistem Kepercayaan (Religi)
2.Sistem Pengetahuan
3.Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusia
4.Mata Pencarian dan Sistem – sistem Ekonomi
5.Sistem Organisasi Kemasyarakatan
6.Bahasa
7.Kesenian
Urutan unsur – unsur kebudayaan di atas menurut Koentjaraningrat didasarkan pada mudah atau sulitnya suatu unsur kebudayaan mengalami perubahan. Artinya, unsur kebudayaan yang pertama atau nomer 1 dianggap sebagai unsur kebudayaan Universal yang paling sulit berubah, sedangkan urutan yang paling terakhir merupakan Unsur yang paling mudah untuk berubah.
2.Sistem Pengetahuan
3.Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusia
4.Mata Pencarian dan Sistem – sistem Ekonomi
5.Sistem Organisasi Kemasyarakatan
6.Bahasa
7.Kesenian
Urutan unsur – unsur kebudayaan di atas menurut Koentjaraningrat didasarkan pada mudah atau sulitnya suatu unsur kebudayaan mengalami perubahan. Artinya, unsur kebudayaan yang pertama atau nomer 1 dianggap sebagai unsur kebudayaan Universal yang paling sulit berubah, sedangkan urutan yang paling terakhir merupakan Unsur yang paling mudah untuk berubah.
Perbedaan kebudayaan dalam 2 bentuk wujud
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang
nyata. Kebudayaan material juga mencangkup barang-barang, seperti
televise, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, dan gedung
pencakar langit.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, yaitu seperti dongeng, cerita
rakyat dan lagu atau tari tradisional
Kebudayaan secara material adalah semua benda dan alat kerja yang
dihasilkan oleh teknologi. Kebudayaan material dapat dikatakan sebagai
wujud dari kebudayaan yang bersifat abstrak, yang memberi pengertian dan
nilai kepada benda-benda material sebagai hasil usaha dan kerja manusia
yang dilakukan secara sadar dan bertujuan. Teknologi merupakan unsur
budaya yang sangat penting sebab perubahan teknologi akan memengaruhi
unsur kebudayaan lain. Misalnya, perubahan teknologi berburu menjadi
teknologi pertanian. Masyarakat tradisional yang masih menerapkan cara
hidup berburu biasanya memiliki anggota yang relatif sedikit, hidup
berpindah-pindah serta cenderung menggunakan teknologi yang sederhana
dan mudah dibawa serta. Akan tetapi, dengan ditemukannya teknik
pertanian, masyarakat tersebut akan tinggal secara menetap, jumlah
penduduknya bertambah, dan mulai menggunakan peralatan dan teknologi
yang beragam. Di sisi lain, di sela menunggu hasil pertanian panen,
mereka mengembangkan kerajinan tangan dan kesenian.
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita
rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
3 Wujud Kebudayaan menurut Dimensi :
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
o Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
o Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
o Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Sumber:
- http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/mbbi/bab3.html
- http://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ibd-pengertian-kebudayaan/
- http://openmind4shared.blogspot.com/2013/11/pengertian-dan-definisi-kebudayaan-menurut-para-ahli.html
- http://black59.blogspot.com/2010/02/tokoh-tokoh-kebudayaan-indonesia.html
- http://achmadfahmi489.blogspot.com/2011/10/definisi-kebudayaan-dan-tokoh-tokoh_02.html
- http://integral8.blogspot.com/2012/05/7-unsur-kebudayaan-universal.html
- http://maulanaiqbalf.wordpress.com/2013/03/14/kebudayaan-dalam-dua-bentuk-wujud/
0 comments:
Post a Comment