IBD 3.A: Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dan Kesusasteraan
A. Pengertian sastra
Secara
etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari
akar kata sas- yang berarti mengarahkan, mengajar dan memberi petunjuk.
Akhiran –tra yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk.
Secara
harfiah kata sastra berarti huruf, tulisan atau karangan. Kata sastra
ini kemudian diberi imbuhan su- (dari bahasa Jawa) yang berarti baik
atau indah, yakni baik isinya dan indah bahasanya. Selanjutnya, kata
susastra diberi imbuhan gabungan ke-an sehingga menjadi kesusastraan
yang berarti nilai hal atau tentang buku-buku yang baik isinya dan indah
bahasanya.
Selain
pengertian istilah atau kata sastra di atas, dapat juga dikemukakan
batasan / defenisi dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu
sama lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya
sekedar istilah yang menyebut fenomena yang sederhana dan gampang.
Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah
kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya
berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku
maupun bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan
dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra.
Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan
cara mendengar atau membacanya.Batasan
sastra menurut Plato, adalah hasil peniruan atau gambaran dari
kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan
alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu,
nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.Aristoleles
murid Plato memberi batasan sastra sebagai kegiatan lainnya melalui
agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum formalisme Rusia,
sastra adalah sebagai gubahan bahasa yang bermaterikan kata-kata dan
bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene Welleck dan Austin
Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :
1. Segala sesuatu yang tertulis
2. Segala sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku terkenal, baik dari segi isi maupun bentuk kesusastraannya
3. Sebagai karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan bermediumkan bahasa.
B. PENGERTIAN SENI
Dalam
bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa
berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan
bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda
ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam
kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam
pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin,
yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman.
Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman
seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah
ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu
ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja, juga terdapat
di Barat pada masa lampau.
Dalam
bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars,
artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu
ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes
berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran;
dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka artista dapat dipersamakan dengan cilpa.
Ars
inilah yang kemudian berkembang menjadi l’arte (Italia), l’art
(Perancis), elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan dengan
itu isinyapun berkembang sedikit demi sedikit kearah pengertiannya
yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang
Jerman menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst,
yang berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang
sama. (Bahasa Jerman juga mengenal istilah die Art, yang berarti cara,
jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan kepada asal mula
pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang diangkat
untuk istilah kegiatan itu).
Dari
dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam
kenyataan karya sastra dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan
berpikir bangsa. Karya sastra dapat memberikan pencerahan pada
masyarakat modern. Ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan.
Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat dapat menyadari
masalah-masalah penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa merekalah
yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka sendiri.
Peranan Sastra
Sastra
dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk
berpikir dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat, serta
mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan. Sastra mendorong orang untuk menerapkan moral yang
baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan manusia akan tugas dan
kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan memiliki
kepribadian yang luhur.
Selain
melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan
masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan
manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal,
melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra
tidak hanya melembutkan hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih
kita kepada sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia dapat
mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu jauh lebih indah dan mempesona.
Hubungan antara sastra, seni dan ilmu budaya dasar:Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka. jika manusia tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yangg biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya .
Pengertian Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari.
Menurut Isinya Prosa dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Prosa Fiksi
2. Prosa Non Fiksi
Pembagian Prosa:
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis:
- Prosa naratif
- Prosa deskriptif
- Prosa eksposisi
- Prosa argumentatif
- Tema adalah tentang apa prosa tersebut berbicara.
- Amanat atau pesan yaitu nasehat yang hendak disampaikan kepada pembaca.
- Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita.
- Perwatakan atau karakteristik atau penokohan adalah cara-cara pengarang menggambarkan watak pelaku.
- Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan diri.
- Sudut pandang orang pertama adalah pengarang sebagai pelaku.
- Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak menjadi pelaku.
- Latar atau setting adalah gambaran atau keterangan mengenai tempat, waktu, situasi atau suasana berlangsungnya peristiwa.
- Gaya bahasa adalah corak pemakaian bahasa
A. Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat
pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang
mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum
dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke
indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun
mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan
sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sastra
indonesia mulai ada. Adapun bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah :
1) Hikayat
Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita
kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja
yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang
dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk
akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah.
Contoh : Hikayat Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin,
Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
2) Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi
ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan
dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa
sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan
silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh :
Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang
yang ditulis tahun 1612.
3) Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran
seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh : Kisah Perjalanan
Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
4) Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
a) Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang
sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita
binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat
Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung
bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
b) Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan
dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai
mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo,
Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau
Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
c) Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang
riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh : Legenda
Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
d) Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan
sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan
keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga,
Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
e) Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan
sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan.
Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan
lain-lain.
f) Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku
orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara
humor.
5) Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai, adalah cerita yang didalamnya terdapat
cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh : Seribu Satu
Malam
5 Komponen Prosa Lama:
1. Deskripsi yang jelas dan panjang mengenai hal-hal fantastis yang berpusat
pada kehidupan istana.
2. Banyak unsur bahasa asing sebagai akibat dari pengaruh agama Hindu dan
Islam.
3. Tanggal dan nama pengarang tidak tertulis.
4. Khusus prosa narasi yang mendapat pengaruh Islam.
5. Biasanya kisah beredar dari mulut ke mulut tidak ada dokumentasi yang jelas.
pada kehidupan istana.
2. Banyak unsur bahasa asing sebagai akibat dari pengaruh agama Hindu dan
Islam.
3. Tanggal dan nama pengarang tidak tertulis.
4. Khusus prosa narasi yang mendapat pengaruh Islam.
5. Biasanya kisah beredar dari mulut ke mulut tidak ada dokumentasi yang jelas.
B. Prosa baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat
pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah
sebagai berikut:
1) Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan
pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya
sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau
bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek
kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur
bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari
pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam,
antara lain sebagai berikut:
a) Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud
tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh
pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir
Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
b) Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran
tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai
keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara
Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
c) Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin
berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan
seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St.
Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
d) Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan
gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh
utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi
Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
e) Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan
dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya
seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan.
Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh
Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
2) Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella yang
berarti ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan
sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan
yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut
mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme,
novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan
lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga
Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta
Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
3) Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian
kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di
dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu
tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat
oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh.
Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh
A.A. Navis.
4) Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi
pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa
juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan
sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I
Habibie, Ki Hajar Dewantara.
5) Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk
suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk
dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
6) Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu
karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca
mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur,
perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran
tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
7) Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas
lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah
hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni,
fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera
pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
5 Komponen Prosa Baru:
1. Cerita pendek2. Roman/ novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
- http://smoeland.blogspot.com/2011/10/pengertian-sastra-dan-seni-peranan.html
- http://rrim.wordpress.com/2012/10/28/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/
- http://arashiihoshigakii.blogspot.com/2010/10/hubungan-antara-sastra-seni-dengan-ilmu.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa
- http://glegers.wordpress.com/tag/jenis-prosa/
- http://memoryputra.blogspot.com/2011/05/macam-macam-prosa-lama-dan-5-komponen.html
- http://elnow.wordpress.com/2011/04/02/materi-3-konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/
0 comments:
Post a Comment